Ada seorang ibu, Marice Laiy namanya. Ia bercerita bahwa sudah 35 tahun ia setiap hari selalu berdoa rosario. Bagaimana bisa? Ia bertutur, ketika ia menjaga toko, bila tidak ada pembeli yang datang, ia mengambil rosario yang ada di laci uang dan berdoa. Tetapi jika tiba-tiba ada pembeli yang datang, maka ia menghentikan doanya dan melayani pembeli. Sesudah pembeli pergi, ia melanjutkan kembali doa rosarionya. Begitulah, sudah selama 35 tahun ia menjalankan cara berdoa rosarionya. Ternyata ibu Marice Laiy jeli, memanfaatkan situasi rutinnya menjaga toko sambil berdoa rosario. (FA)
BERBAGI REJEKI
“Di toko kami (Toko Sukses) yang menjual mesin-mesin, banyak dus yang dalam beberapa hari sudah bertimbun jumlahnya,” demikian Bapak Fransiskus Susanto Ciu Nyian Chiang yang ditemani Ibu Maria Magdalena Cia Ai Ling mengawali ceritanya. “Kepada karyawan kami katakan, Dus-dus ini dapat kalian jual dan hasilnya dapat kalian bagi-bagi, asalkan sesudahnya tempat kerja selalu bersih. Melalui pemberian peristiwa ini, kami mau memberikan kegembiraan kepada karyawan-karyawan kami.” Dari kisah ini nampak, bahwa keluarga Fransiskus dan Maria Magdalena ternyata jeli menangkap peluang mengungkapkan iman dalam perbuatan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Kasih memang memberi, tetapi kasih juga menerima. Bukankah dengan melihat orang bergembira karena suatu pemberian, serentak saat itu kita menerima darinya rasa kebahagiaan batin? Karena itu lambang memberi dan menerima adalah tangan terbuka. (FA).
0 komentar:
Post a Comment