GEREJA KATOLIK KRISTUS RAJA

Propeller Ads

Propeller Ads

Sunday, June 5, 2016

SEJARAH Dan Pesan GUA MARIA SANTOK

(Firminus Andjiou OFMCap)

Petunjuk Gua Maria Santok
Gua Maria Santok adalah gua Maria alam yang berukuran 10 X 24 M, yang letaknya di pinggir jalan raya Santok, Kecamatan Sajingan Besar, yang dapat dijangkau sekitar 2-3 jam dengan kendaraan dari kota Sambas. Di dalam gua Maria Santok yang letaknya di bawah tanah, terdapat walet-walet yang bersarang dan udaranya sejuk, karena ada air kecil yang mengalir di tengah-tengah gua. Di sekitar gua Maria, alam masih terasa alami. Banyak pepohonan besar mengitarinya. Pohon-pohon itu masih terjaga kelestariannya.

Di dalam Gua
Pada tahun 1991 dalam suatu perjalanan turne ke kampung Aruk di daerah perbatasan, Bapak Uskup Hieronimus Bumbun OFMCap yang didampingi Pastor Firminus Andjiou OFMCap diajak oleh kepala desa Sasak, Bapak Amran dan Bapak Hendrik Putera untuk melihat sebuah gua alam di daerah Santok. Kepada Bapak Uskup mereka mengatakan, bahwa gua alam ini hendak mereka jadikan sebagai tempat ziarah Gua Maria, dan mereka meminta agar Mgr. Bumbun bersedia memberkatinya. Ketika Bapak Uskup bersedia, maka Pastor Firminus diminta untuk mempersiapkan pemberkatannya.

Ketika upacara pemberkatan Gua Maria Santok oleh Bapak Uskup Hieronimus Bumbun pada tahun 1993 yang hadir bukan hanya umat dari kampung Sasak, tetapi hadir juga umat-umat dari kampung perbatasan dan juga umat dari kota Sambas. Saat itu umat dari kota Sambas pergi ke Sasak dengan motor air dan motor air itu berhenti di kampung Balipat. Dari kampong ini rombongan masih harus berjalan kaki sejauh 5 KM menuju gua Maria Santok, yang baru saja dibuka oleh pihak perusahaan yang mengerjakan kayu, yakni PT Yamaker.

Jalan Menuju Gua Maria Santok
Pembukaan gua Maria Santok dimeriahkan dengan Drum Band dari Persekolahan Amkur, Sambas. Umat pada waktu itu bermalam di lokasi gua Maria Santok dan suasana pada malam harinya bagaikan pasar malam di tengah kesunyian malam. Gua Maria Santok waktu itu masih hutan belantara dan belum ada satu rumah pun yang ada di sekitar lokasi gua Maria itu. Umat yang hadir bermalam di pondok-pondok seadanya beratapkan daun, tetapi tanpa dinding dan tiang pondok terbuat dari kayu-kayu bulat. Umat dari Sambas sendiri bermalam di sebuah pondok besar berukuran 8 X 12 M beratap sirap dan berdinding papan yang berbentuk rumah panggung. Pada malam itu kebanyakan umat tidak mandi karena turunnya hujan yang sangat lebat, sehingga mereka  sulit untuk pergi ke kolam-kolam mandi yang dibuat.  Upacara pembukaan esok harinya di mulai pukul 9 pagi dengan misa meriah dan di iringi koor dari para suster KFS, Sambas dan dibantu oleh OMK (Orang Muda Katolik) dari daerah perbatasan Sajingan dan yang lainnya.

Salib di Depan Gua Maria Santok
Arti Kata Santok
       
Menurut beberapa orang, kata Santok berawal dari kata Tasantak yang merupakan bahasa Dayak setempat yang berarti tersandung. Mengapa dikatakan demikian? Karena pada jaman dahulu daerah Santok adalah hutan lebat dan jalan agak menanjak. Biasanya hutan ini didatangi untuk berburu. Menurut cerita ada serombongan orang berburu ke daerah ini. Kemudian salah satu di antaranya tersandung kakinya pada batu. Oleh karena itu ketika ada rombongan yang mengajak berburu, maka dia mengatakan, “Kita berburu ke tempat si anu yang tersandung kakinya”. Kemudian perlahan-lahan daerah itu dikenal sebagai daerah Santok.

Tampilan Depan Gua Maria Santok
Sejarah Tanah

Luas tanah Santok berukuran 2000 X 500 M. Riwayat asal usul tanah adalah sebidang tanah warga masyarakat Desa Santaban sejak tahun 1980 hingga sekarang. Surat keterangan tanah bertanggal 18 Juni 1990 atas nama Desa Santaban ditanda-tangani oleh Amran, selaku Kepala Desa dan saksi Hendrik Putera selaku ketua LKMD dan diketahui oleh Camat Teluk Keramat Drs. Animuddin Hardigaluh. 

Letak tanah di mana terdapat gua Maria di dalamnya berada di jalan Gunung Santok, Dusun Sasak, Desa Santaban, Kecamatan Teluk Keramat yang sekarang menjadi kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas. Batas-batas tanahnya adalah sebagai berikut. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan raya (2000 M). Sebelah Selatan berbatasan dengan hutan negara (2000 M). Sebelah Barat berbatasan dengan hutan negara (500 M) dan sebelah Timur berbatasan dengan hutan negara (500 M).


Dalam bentuk surat keterangan yang ditandatangani oleh Bapak Hendrik Putera selaku ketua umat Katolik, pada 2 November 2006 tanah itu diserahkan kepada Kapusin melalui pastor Firminus Andjioe OFMCap untuk dikelola sebagai Gua Maria.

Tanggal 26 Juni 2010 dibuat surat penyerahan tanah dari Dewan Stasi Sasak kepada Provinsial Kapusin Pontianak, yang dalam hal ini diwakili oleh pastor Firminus Andjioe OFMCap, tanpa ganti rugi untuk mengelola dan menguasai tanah di gua Maria Santok. Surat ini ditanda-tangani oleh Kasianus Subuh selaku Ketua Dewan Stasi dan Sekretaris, Herkulanus Palugoh. Sebagai saksi dan persetujuan serah terima tanah gua Maria Santok juga ditandatangani oleh C.Alay, Hepni, Aleksius Morni, Iyus, F. Zainuddin, Donatus Marikus, Vinsensius, Paulus Minggu, Yohanes Bosco dan Muliady. Surat penyerahan tanah ini diketahui oleh Kepala Desa Santaban, yakni Bapak Sumardi dengan nomor surat: XV/C/XIX/004/S.P./2010. Sekarang tanah ini sudah disertifikatkan untuk tempat ziarah rohani oleh Bapak Muchsin,.S.H,.M.Kn selaku pejabat Notaris dan PPAT Kabupaten Sambas.

Gua Maria Santo dari Dalam
Perkembangan terkini

Di dalam Gua alam ini diletakkan sebuah patung Maria tangan terkatup dengan tinggi  2 M. Kemudian di atas patung Bunda Maria diletakkan salib berukuran 1 M. Di atas Salib di letakkan satu patung Hati Kudus Yesus. 

Setiap bulan Mei yang adalah bulan Maria dan Bulan Oktober yang adalah bulan rosario diadakan misa atau ibadat sabda, jika tidak ada pastor). Perkembangan terkini setiap Minggu diadakan Ibadat Sabda oleh umat setempat, tetapi sekali waktu sesuai jadwal ada Imam yang memimpin di situ.


PESAN -PESAN DARI  GUA MARIA SANTOK

Berdoa Tiga Kali Salam Maria Tiap Hari

Sekitar tiga ratusan orang berziarah di Gua Maria Santok, Minggu 29 Mei 2016 di penghujung bulan Maria ini. Sekelompok kaum muda dari kampung Sanorek nampak hadir. juga mereka terlihat khusus mengikuti misa yang dipimpin oleh pastor Firminus Andjioe OFMCap dan didampingi oleh Pastor Samri OFMCap serta seorang prodiakon Bapak Tajur. 


Di layar monitor yang ada di dalam gua Maria tersebut ditampilkan PESAN GUA MARIA SANTOK:

“Berdoalah  setiap hari tiga kali Salam Maria”.
   
Salam Maria yang pertama - untuk jiwa-jiwa di api pencucian.
Salam Maria yang kedua - memohon di bantu meningkatkan kesejaterahan hidup rohani dan jasmani.
Salam maria yang ketiga - untuk memberi hadiah kepada Bunda Maria.
   
Selain itu di layar disorotkan juga sebuah pesan: Jangan Ragu Berdoa Salam Maria. Mengapa? Karna di dalam doa Salam Maria terdapat kalimat: “TERPUJILAH BUAH TUBUHMU YESUS”. Jadi berdoa Salam Maria berarti serentak memuji Tuhan Yesus.(FCW).

2 komentar:

  1. Izin untuk di jadikan sumber Pustaka Pastor... By julio subandri

    ReplyDelete
  2. Informasi yang sangat bermanfaat utk mempromosikan Goa Maria Santok. Salah satu goa alam yg terbaik untuk berdoa dan memuji Bunda Maria

    ReplyDelete