GEREJA KATOLIK KRISTUS RAJA

Propeller Ads

Propeller Ads

Saturday, June 25, 2016

REKOLEKSI PARA IBU WKRI CABANG SAMBAS

Sabtu, 25 Juni 2016 Ibu-ibu WKRI Cabang Sambas mengadakan rekoleksi di Aula TK Amkur, Sambas yang dipimpin oleh Pastor F. Cahyo Widiyanto OFMCap dalam rangka ulang tahun WKRI yang ke-92 yang tahun ini bertemakan “Memantapkan Komitmen Organisasi dalam Mewujudkan Ketahanan Masyarakat”.


Dalam kata sambutan sebelum rekoleksi, Ibu Eka Sofiana sebagai Ketua WKRI Cabang Sambas mengatakan, “Ulang Tahun WKRI yang ke-92 adalah suatu umur yang panjang, umur yang sudah mapan untuk usia manusia, tetapi untuk sebuah organisasi tetap masih banyak hal yang perlu dipelajari. Sebagai anggota WKRI, komitmen organisasi adalah untuk mengasihi dan mencintai sesama dan bekerja dengan berlandaskan cinta kasih, sebagaimana telah diajarkan Yesus kepada para murid-Nya.”
   
Tema Rekoleksi

Pada rekoleksi dalam rangka ulang tahun WKRI yang ke-92 ini, Pastor Cahyo mengambil tema, “Makna Tahun Yubilem Agung Kerahiman Allah bagi WKRI Cabang Paroki Sambas dan Keluarga Katolik”. Tema ini dipilih, karena WKRI sebagai bagian dari Gereja Universal diharapkan mau menanggapi secara serius seruan Paus Fransiskus, yang dalam Bulla Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) No. 5 meminta, agar pada Tahun Yubileum Agung Kerahiman Allah ini, umat Allah sungguh-sungguh mau mendalami kerahiman Allah, sehingga setiap pria dan wanita dapat “membawa kebaikan dan kelembutan Allah! Semoga minyak urapan kerahiman menjamah semua orang, baik orang percaya maupun orang-orang yang jauh, sebagai sebuah tanda bahwa Kerajaan Allah sudah hadir di tengah-tengah kita!”


Pada sesi pertama rekoleksi yang diberi judul “Mendalami Tahun Yubileum Agung Kerahiman Allah”, Pastor Cahyo menjelaskan bahwa Tahun Yubileum Agung Kerahiman Allah adalah tahun khusus (yang disebut juga tahun rahmat Tuhan) yang disediakan oleh Gereja untuk merenungkan misteri kerahiman Allah, yang dimulai pada tanggal 8 Desember 2015 (HR Bunda Maria di Kandung Tanpa Noda Dosa) sampai dengan 20 November 2016 (HR Kristus Raja Semesta Alam) dan dinyatakan secara resmi dengan Bulla Paus Fransiskus yang berjudul Misercordiae Vultus (Wajah Kerahiman).


Dua Alasan Paus Fransiskus

Pastor Cahyo mengatakan, bahwa ada dua alasan mengapa Paus Fransiskus pada Tahun Yubileum kali ini mengajak umat beriman untuk mendalami dan menghayati secara khusus Kerahiman Allah. Pertama, karena kita sebagai umat Allah perlu terus menerus merenungkan misteri kerahiman. Hal ini diperlukan, karena kerahiman, kata Paus Fransiskus “adalah sumber sukacita, ketenangan dan kedamaian kita. Keselamatan kita tergantung padanya. Kerahiman: kata tersebut mengungkapkan sungguh-sungguh misteri Tritunggal Mahakudus. Kerahiman: tindakan utama dan tertinggi yang olehnya Allah datang untuk menemui kita. Kerahiman: hukum dasar yang berdiam di dalam hati setiap orang yang memandang dengan tulus ke dalam mata saudara dan saudarinya di jalan kehidupan. Kerahiman: jembatan yang menghubungkan Allah dan manusia, membuka hati kita kepada sebuah harapan dikasihi selamanya meskipun kedosaan kita.” (MV No.2). Alasan kedua karena tahun ini adalah ulang tahun ke-50 Konsili Ekumenis Vatikan II di mana Gereja dalam Konsili ini memberitakan Injil dengan cara baru, yakni dengan obat  kerahiman (St. Yohanes XXIII) dan ingin menunjukkan dirinya seorang Ibu yang penuh kasih sayang bagi semua orang, sabar, baik, tergerak oleh belas kasihan dan kebaikan terhadap anak-anaknya yang terpisah. Dengan menghayati kerahiman Allah inilah, kesaksian umat beriman akan tumbuh lebih kuat dan lebih efektif (MV No.4).


WKRI dan Tahun Yubileum Agung Kerahiman

Pada sesi kedua rekoleksi P. Cahyo mengajak para Ibu WKRI Cabang Sambas merefleksikan bersama, apa yang bisa dibuat WKRI dalam mengisi tahun yubilem agung kerahiman Allah ini. Dari hasil diskusi, para Ibu WKRI Cabang Sambas mengatakan, bahwa mereka senang, antusias dan bersyukur, karena dengan adanya Tahun Yubileum ini mereka diberi kesempatan untuk mendapatkan indulgensi kerahiman Allah. Walaupun gereja Sambas tidak ditunjuk oleh Keuskupan Agung Pontianak (KAP) sebagai salah satu tempat peziarahan untuk menerima indulgensi, namun para Ibu WKRI Cabang Sambas tetap merasa senang, sebab mereka tetap bisa mengunjungi pintu suci (porta sancta) di tempat yang terdekat, yakni di Singkawang. Sebagai wujud konkret karya jasmani di tahun kerahiman ini, para Ibu WKRI Cabang Sambas menyatakan, bahwa mereka sudah dan akan mengunjungi orang yang sakit dan dipenjara, memberikan sumbangan kepada orang yang dalam kesusahan, memberi makan kepada orang yang lapar dan melayat atau menguburkan orang yang meninggal. Sementara untuk karya rohani kerahiman, mereka dapat mewujudkannya dengan menghibur orang yang menderita, menasihati teman yang sedang galau, mendoakan orang yang hidup dan mati dan memberikan pengampunan sesama anggota WKRI.


Tahun Yubileum Agung Kerahiman dan Keluarga

Pada sesi ketiga, Pastor Cahyo memberikan empat tips bagaimana Tahun Yubileum Agung Kerahiman Allah dapat dihayati dalam hidup berkeluarga. Pertama, mau menyisihkan waktu bagi setiap anggota keluarga untuk bersama mencari dan menerima pengampunan dari anggota keluarga yang lain. Kedua, berdoa memohon pengampunan dan penyembuhan, meminta Roh Kudus untuk wawasan tentang cara terbaik untuk berdamai satu dengan yang lain. Ketiga, menerima sakramen tobat sebagai sebuah keluarga dan keempat, mempelajari bersama karya jasmani dan rohani kerahiman dalam Tahun Yubileum dan memutuskan karya jasmani dan rohani kerahiman yang konkret untuk diwujudkan dalam keluarga.


Dalam perayaan ekaristi untuk menutup acara rekoleksi WKRI Cabang Sambas, Pastor Cahyo mengatakan, bahwa mereka perlu bersyukur kepada Tuhan atas acara rekoleksi yang telah diselenggarakan, karena dengan rekoleksi ini mereka disadarkan, betapa kerahiman Allah sungguh-sungguh besar kepada umat-Nya. Allah tak henti-hentinya berusaha, agar manusia ciptaan-Nya semuanya selamat dan sejahtera, sekalipun karena kelemahannya, manusia sering jatuh ke dalam dosa. Namun Pastor Cahyo mengingatkan, iman itu harus nyata dalam perbuatan. Karena itulah kerahiman Allah yang telah diterima perlu diungkapkan dengan karya jasmani dan rohani yang konkret, sekarang dan di sini, sehingga maka iman yang dipeluk sungguh berguna dan bermanfaat bagi sesama dan orang akan mengalami kerahiman Tuhan, kebaikan-Nya melalui dan di dalam diri kita.
 

Akhirnya rekoleksi sehari Ibu-Ibu WKRI Cabang Sambas ditutup dengan pemotongan kue oleh Ibu Eka sebagai Ketua WKRI Cabang Sambas dalam rangka ulang tahun WKRI yang ke-92 tahun.(FCW).

0 komentar:

Post a Comment