GEREJA KATOLIK KRISTUS RAJA

Propeller Ads

Propeller Ads

Monday, July 18, 2016

REKOLEKSI DAN REKREASI PUTRA-PUTRI ALTAR PAROKI SAMBAS

Sabtu-Minggu, 16 – 17 Juli 2016, Putra-Putri Altar (PPA) Paroki Kristus Raja, Sambas yang berjumlah 16 orang mengadakan rekoleksi dan rekreasi di Pasir Panjang, Singkawang.


Pastor Cahyo dalam presentasinya menyatakan, setiap anggota Putra-Putri Altar atau yang sering juga disebut juga Misdinar (Messdiener [Jerman], altar servers [Inggris], Ajuda [NTT]) perlu menyadari jati dirinya sebagai “anak-anak atau remaja yang melayani altar (ekaristi) pada khususnya dan upacara liturgi lain pada umumnya. Dengan menyadari jati dirinya atau identitasnya ini diharapkan para PPA dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertangung jawab. Karena itulah PPA dalam tugasnya perlu memiliki keutamaan-keutamaan sebagai berikut. Pertama, PPA hendaknya hidupnya sesuai dengan Sabda Tuhan dan Sakramen Ekaristi dan sakramen lainnya yang dirayakan, misalnya dengan rajin membaca Kitab Suci, bersemangat dalam berdoa, baik secara pribadi maupun bersama, terlebih dalam mengikuti Misa kudus. Kedua, rajin berdevosi, misalnya dengan berdoa rosario, novena, atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Ketiga, berdisplin dalam melaksanakan tugasnya. Dalam diskusi kelompok, anggota PPA juga menambahkan adanya keutamaan-keutamaan lain yang perlu dimiliki, misalnya adanya kerendahan hati dan pengorbanan dan adanya niat untuk melayani Tuhan dan juga Gereja-Nya dengan tulus ikhlas. Selanjutnya Pastor Cahyo menambahkan, Gereja memerlukan adanya Putra-Putri Altar, karena PPA sebagai salah satu petugas dalam liturgi gereja memang seharusnya berpartisipasi secara penuh, sadar dan aktif di dalam kegiatan Gereja. Jadi liturgi bukan hanya tugas seorang Pastor saja.


Dalam kesempatan Ibadat Pagi Pastor Cahyo memperkenalkan salah satu khasanah metode doa yang ada di dalam Gereja, yakni lectio divina. Lectio divina sesuai namanya berarti “bacaan ilahi”. Bacaan ilahi yang dimaksud adalah Kitab Suci, sebab umat Kristen meyakini Kitab Suci sebagai buku yang diilhami Allah sendiri, sehingga unsur ilahi terkandung di dalamnya. Metode ini yang ditemukan dan dikembangkan oleh para rahib Benediktin pada abad II-X ini menggunakan Kitab Suci bukan pertama-tama agar umat tahu banyak tentang Kitab Suci, bermoral tinggi, ataupun agar menjadi suci. Tetapi Kitab Suci dibaca pertama-tama sebagai sarana persiapan untuk bersatu dengan Allah dalam doa. Tujuannya adalah relasi dengan Yang Ilahi. Maka Kitab Suci dipandang sebagai salah satu “alat” istimewa yang dapat mengantarkan mereka kepada relasi itu. Dalam lectio divina ada empat langkah yang biasanya dilakukan, yakni lectio, meditatio, oratio dan contemplatio. Setelah bersama-sama mempraktekkan lectio divina, Pastor Cahyo berharap, agar anak-anak PPA bisa mempraktekan lectio divina baik secara pribadi, maupun bersama sehingga kehidupan doa mereka bisa berkembang sesuai dengan Kitab Suci. 


Sementara itu Sr. Wilfrida KFS dalam presentasinya menjelaskan kepada anak-anak PPA tentang alat-alat liturgi dan warna-warna pakaian dalam liturgi dengan disertai dengan gambar-gambar agar mudah dipahami. Sebelum dan sesudah presentasi, anak-anak juga diajak bersama-sama menyanyikan “Mars Putra-Putri Altar” sehingga mereka dapat bersemangat dalam tugas pelayanan mereka.


Dalam acara rekoleksi dan rekreasi ini anak-anak PPA sendiri juga tidak mau pasif. Karena itulah anak-anak PPA yang dikomandoi Bobby, Amanda, Felix dan Dwiki mempersiapkan beberapa game, yakni pindah papan, tugu monas, harimau-harimin, oper bola dan lempar bola, sehingga PPA dapat bergembira bersama, sambil menarik makna dari permaian yang diperoleh. Dalam acara game terlihat anak-anak PPA antusias mengikuti permainan yang disediakan. Mereka bernyanyi dengan lagu dan gerak dan juga menerima hadiah dan hukuman, bagi yang menang dan kalah. Malam harinya dibuat api unggun di mana dalam kebersamaan mereka juga menuliskan doa dan permohonan kepada Tuhan, agar kiranya Tuhan berkenan mengabulkan cita-cita dan harapan mereka di masa yang akan datang.


Pada misa penutupan rekoleksi dan rekreasi, Pastor Cahyo mengatakan, pantaslah sebagai PPA mereka bersyukur kepada Tuhan atas kegiatan rekoleksi dan rekreasi yang telah berlangsung, karena kesemuanya itu telah membuat mereka dekat satu sama lain, akrab dan memberi semangat dalam tugas mereka sebagai PPA. Pastor Cahyo juga mengajak, agar PPA dapat meneladan keutamaan yang dimiliki Maria dari Betania yang ketika Yesus bersama para murid-Nya mengunjungi dia dan Marta,  ia duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan-Nya (Luk 10:38-42).  Dalam kehidupan sehari-hari sikap mau mendengarkan Yesus ini dapat diwujudkan PPA dengan menyediakan waktu hening untuk mendengarkan Yesus yang berbicara melalui suara hati, Alkitab, peristiwa harian maupun melalui alam. Suara Yesus ini kemudian hendaknya dijawab dengan doa dan selanjutnya dicari pelaksanaannya di dalam kehidupan sehari-hari, sebab iman tanpa perbuatan hakikatnya sudah mati (Yak.2:26).


Setelah acara rekoleksi dan rekreasi selesai, Fransiska Vira Setyadewi, siswa kelas 12 SMA 1 Sambas menyatakan, acara PPA Paroki Sambas menyenangkan, permainannya juga seru. Banyak materi yang ia alami sebagai sesuatu yang baru. Nikolaus Hendra, siswa kelas 11 SMK Negeri 1 Sambas menambahkan, ia merasa senang dan menilai bagus acara rekoleksi dan rekreasi yang sudah diikuti, karena suka duka ditanggung bersama. Demikian juga Felix Albert, siswa kelas IX, SMP Negri 2 Sambas berpendapat, ia senang dengan acara rekoleksi dan rekreasinya, gamenya seru, teman-temannya ramah dan suka bercanda. Akhirnya baik Vira, Nikolaus maupun Felix berharap agar PPA Paroki Sambas ke depannya semakin maju, rajin ke gereja dan menjadi misdinar. Juga banyak teman lain yang mau bergabung dan ikut pertemuan PPA. Dan bukan hanya itu, ke depan diharapkan mereka dapat lebih baik dalam belajar dan meraih masa depan dalam kerja dan karier. Proficiat bagi anak-anak PPA Sambas. (FCW).

1 komentar:

  1. PPA Sambas,tetap semangat !!!!! Tuhan Yesus memberkati.amin

    ReplyDelete